Jumat, 12 Juli 2013

masih dalam keraguan itu


Di sisi lain aku  mengerti tentang ini, namun tak mudah aku bisa terpaut kuat memahami, sering kali aku terpengaruh hegomoni duniawi. Yang ada semuanya jadi semu kembali.
Sering terbersit sebuah keinginan dalam diri untuk menancapkan keteguhan iman yang hakiki, anehnya tujuan itu sering terkikis oleh sebuah kemaluan hati yang sebenarnya harus bisa aku singkiri.
Hari ini kembali lagi, kembali berkecamuknya hati yang meronta untuk dimanjakan sang pemiliknya. Aku tau keinginan yang berasal dari hati ini fitrah adanya, dan ini tentunya mencerminkan keadaan sang empunya hati.
Kulirik sebuah kopi di pojakan meja sana, baunya tak lagi mengaroma, warnanya pun telah lekam, berbeda dengan air putih yang ku taruh kemarin, aromanya memang tak ada tapi tak beubah warna, putih ya putih dan tak akan berubah menjadi hitam atau pun merah.

Rabu, 26 Juni 2013

Meronta

Mungkin saat ini aku belum diberi kesempatan untuk pulang bertemu denganmu ,bu. Tapi aku disini baik-baik saja, dikanan kiriku banyak orang-orang yang menyayangiku, mereka menghormatiku, menghargai aku ,dan aku pun senang berada disekitar mereka ,bu.

Bu, jika aku jujur.  Hati ini menangis, meronta ingin pulang, ingin bersandar dipangkuanmu, bu. Meski hanya beberapa detik saja. Bu, ada dua hal yang membuatku enggan untuk pulang. Enggan bukan berarti aku tak rindu orang-orang rumah, bukan bu. Sama sekali bukan.

Selasa, 18 Juni 2013

Kami Terjepit


Tuhan, kami tahu setelah kesusahan pasti datang kemudahan, kami benar-benar meyakini itu. Tapi kenapa di negeriku seolah tak pernah nampak kemudahan itu, malah yang sering muncul hanya petinggi-petinggi negeri yang tak tahu konsep diri.
Kini kami tertindas, Tuhan…
Kami didzolimi oleh mereka yang sedang duduk di “kursi”…
Kami menangis, teriris dan meringis...
Hak  kami dirampas…
Kami pun tertindas…

Sabtu, 08 Juni 2013

Mereka Mengejekku

Merenung, yaa itulah aktivitasku akhir-akhir ini. Heran, bimbang, dan galau mungkin itu rasa yang saat ini berkecamuk menari-nari melawan kefrontalan hati. Bodoh, itu bisikan yang masih aku dengungkan dari kalian yang pernah menggunjingku.

Entah apa yang harus aku rubah dalam diri ini, perasaan was-was selalu menghantui tatkala aku beriringan dengan kalian yang menganggap aku berbeda.

Sungguh ini membekas dalah hati, Tuhan. Bahkan benang-benang utusan-Mu pun tak mampu membekukan luka ini. Aku tau, sikapku berdendam hati itu di benci oleh-Mu. Tapi rasa ini masih ada, Tuhan.

Mereka mengejekku, aku takut Tuhan. Takut kalau-kalau nanti mereka membawa gerombolan dari sekalian mereka mengintrogasiku. Dan bertanya padaku, " mengapa kau berbeda dari yang lainnya?". Lantas apa yang nanti akan ku keluarkan dari mulut ini.

Bibirku masih kelu untuk menyampaikan yang sebenarnya memang harus dan kudu aku sampaikan, tapi aku masih ragu Tuhan, ragu dengan mereka yang nanti akan mengejeku kembali bahkan menertawakanku dan menganggap aku berbeda.

Mungkin ini proses yang Kau skenariokan untukku,

Sekali lagi Tuhan, mereka mengejekku I'am so sad, God. Please help me .



Jumat, 07 Juni 2013

TENTANG KITA (Part II)



          Hallo..Hallo..Hallo…..
          Ane nongol lagi nih, pasti sobat Blogger udeh kagak sabar lagi pengen baca lanjutan cerita “Tenteng Kita” yeee….Oke..oke tenang, ane suguhin deh special pake telor, coklat, apa keju buat sobat blogger sekalian. ,,,
          Part II ini ane tulis di sela-sela kesibukan ane pemirsah ( so, sibuk banget ). Rehat gambar ane langsung capcus nulis pemirsah, ane iseng-iseng buka postingan blog eh ternyata ketemu postingan ane yang pertama ane luncurin. Dan kemudian terbersit untuk melanjutkan mosting Part II nya, awalnya sih ane ragu, soalnya hawa males terus menggelayuti, mata Nampak sipit, tangan males mijit keyboard, ide pun hilang entah kemana. Tapi berkat dorongan sobat blogger semua yang kekeh peuteukeuh (baca : memaksa) untuk lanjutin part II nya, dengan senang hati ane terbitin deh. Dan inilah hasilnya CEKIDOTTT…. ^_^

Minggu, 26 Mei 2013

Sedikit Memudar

Keyakinan ini luntur kembali Allah, rasanya baru kemarin aku merekatkan dan telah berkomitmen untuk berada pada rengrengan mereka. Tapi kini keraguan mulai menggelayuti, apa yang harus aku lakukan untuk tetap teguh pada komitmenku kemarin ?

Selasa, 21 Mei 2013

Senja Ini Setahun yang Lalu






Senja ini setahun yang lalu. semua bergerak. orang-orang beraktifitas. pejabat berganti. ada yang mati. ada yang lahir. semua berubah dibanding setahun lalu. ada yang datang. ada yang pergi.
Senja ini setahun yang lalu. semua berubah. ada yang mulai tua. ada yang mulai bisa berjalan. ada yang makin pandai terbang. ada yang hilang tertiup angin senja.
Senja ini setahun yang lalu. ada juga yang dunianya tak pernah berputar. diam. bisu. gelap. tak ada yang berubah. tak ada yang bergerak. pengetahuannya tak bertambah. malah mungkin makin parah.
Senja ini setahun yang lalu. ada yang penuh harap menemukan impiannya. ada yang kecewa. ada yang bersuka cita.
Senja ini setahun yang lalu. yang pasti tak bisa mundur ke waktu itu. yang pasti bumi akan terus berputar. menggilas siapun juga. baik yang diam ataupun bergerak cepat.
Senja ini setahun yang akan datang?

Aku menyimpan tragedi dalam puisi

Aku Menyimpan Tragedi Dalam Puisi
aku mengingat saat embun menjadi api
aku mencatat berapa perawan dibuntingi
aku melihat yang kemarin hidup pagi ini mati

Aku menyimpan tragedi dalam puisi

seorang anak kehilangan emak
seorang emak menggugurkan anak
seorang janda beranak tanpa bapak
seorang bapak membunuh anak

Aku menyimpan tragedi dalam puisi...


Puisi yang dipinggirkan oleh dunia dimana bapak bapak dan ibu ibu tak punya lagi dongeng untuk anaknya, puisi yang hilang dalam memori orang orang muda bergaji tinggi, puisi yang tak pernah hidup diantara hidup pejabat pencari kursi, puisi yang jalang mengumbar selangkang, yang koma di celah celah sepi, puisi yang mati saat aku mati...

Tapi aku telah menyimpan tragedi ini dalam puisi...

Aneh ^ _^ ?


Aneh...benar-benar aneh. masih saja ada orang mengaku muslim tapi tak setuju Khilafah. Jika ada orang mengaku demokratis tapi tak setuju dengan negara demokrasi, apa nama yg cocok utknya? jika ada orang mengaku sekuler tapi tak suka negara sekuler, apa juga namanya? Nah ini muslim mengaku mencintai Nabi saw tapi benci dan tak suka bahkan menentang Khilafah, apa juga namanya?


Senin, 20 Mei 2013

Kopi Obat Kantuk



          Kalau anda ngantuk, obatnya pasti tidur.Tapi kalo ngantuk sementara kerjaan masih numpuk, pastinya minum kopi buat mengusir rasa ngantuk. Tapi kalo udah nyerubut kopi tubruk, kopi item, kopi luak, dan suku bangsanya tapi mata masih ngantuk, harus ada cara lain. Yup, kopi panasnya jangan di minum, tapi dipake cuci muka, di jamin rasa kantuk berganti lolongan yang yang panjang.hehehe… don’t try this at home !
          Bukannya ane mau ngajarin yang gak bener. Itu hanya pariwara aja seputar kopi yang ud terkenal sebagai pengusir rasa kantuk. Tahu dong rahasianya ? cerdas ! jawabannya karena ada zat kafein dalam kopi.
         

Tentang Raguku



Aku mulai ragu dengan apa yang kalian laju. Bukan aku so tahu, tapi ini bertolak belakang dengan apa yang aku dapat di majelis ilmuku. Boleh saja kalian menjudge pemahamanku frontal, tepatnya tak sepaham dengan pemikiran kalian. Jujur aku tak mempersalahkan. Bahkan aku tak meragukan apa yang kalian dapatkan.
          Sore itu aku terus berpacu menuju majelis ilmu. Rasa ragu mulai menggerutu. Ahh … aku bosan dengan pedebatan ini.
          Pernah terbersit pikiran konyalku. Ingin aku copot saja kepalaku ini, agar aku bisa membersihkan sisa-sisa kebodohanku pada otak ini. Hello itu konyol sist, terus ? apa harus saya laundry saja ? ide bagus…lebih cepat lebih baik .OK ..
          Ya Allah, aku ragu. Dan benar-benar ragu seragu-ragunya ragu (entah apa namanya ).
          Tak terasa kajianku yang rutin aku ikuti sekali dalam seminggu, sebenarnya telah menjadi jawaban termukhtahir yang pernah ada di dunia ini. Kajian ini telah lengkap dan rinci menjawab keragu-raguanku, hanya saja aku masih takut pada kalian yang berada di sekitarku. Takut kalian memandangku dengan sebelah mata (mata yg satu nye merem dong).
          Sudahlah ini masalah waktu saja , nanti kamu terbiasa. Tapi kapan ? besok ? bulan depan ? atau malah tidak berubah sama sekali ? kamu bego. Berubah kok nunggu waktu. Terus aku harus gimana ? langkahkan terus kakimu, jangan kau ulang lagi, jalanmu sudah jauh. Hanya orang bodoh yang mau mengulangnya kembali.

Untuk Siapa Saja

Ingin ku gali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah nafasku memeluk tentangmu
Puisi-puisi gelap menimangku

Kamis, 16 Mei 2013

Hanya untuk emak bapak..





Seorang manusia lahir ke dunia
Menapak langkah dalam megah jagat raya
Tertatih, jatuh dan terbangun
Melangkah pasti tak pernah henti

Seorang bocah tanpa daya upaya
Berlari, bermimpi dan punya cita
Menggenggam dunia memimpin para manusia
Itu aneh dan tak pula masuk akal

Dia tumbuh seiring berjalan waktu
Semangat berapi tak pernah padam
Dapatkan impian tuk bahagia emak dan bapak
Hidup layak dan bergelimbang harta

Doa emak siang pagi tak pernah henti
Ayah pergi setiap hari..
Mengayunkan sepeda tua
Kerja berkeliling ke desa-desa..

Berjuta halangan dan rintangan
Tak hayal datang silih berganti
Hampir memupuskan semua mimpi
Tapi sekali lagi..
Semangatnya tak akan pernah berhenti.

Aku lelah, dan itu pasti lelah.
Aku tak patah semangat apalagi putus asa..
Berbagai cemoohan orang sekitar
Tak jua menghentikan langkah suci ini
Tuk bahagiakan kedua orang tercinta.
Hanya untuk emak bapak..

Oh, Tuhan.. Aku sungguh mencintaiMu.
Ijinkanlah kedua orangtuaku
Hidup bahagia, selalu dalam nikmatmu.

Oh Tuhan.. Aku sungguh mencintaiMu
Aku tak mau merelakan kedua orang tuaku
Menderita, hidup sengsara tak ada daya..
Hanya kepadaMu aku meminta..

Doa suci yang selalu ku panjatkan setiap hari
Cintaku pada Tuhan dan cinta orangtua
Aku tak bisa hidup tanpa mereka.
Dan aku juga tak kan mampu berdiri tanpa nafasMu

Allahu akbar.

Sukses pasti akan tiba..
Aku harus bersiap menyambutnya
Demi emak dan bapak..

Selasa, 30 April 2013

Habis Gelap, Tak Kunjung Terang

Disini aku terbaring, merasakan segala derita yang teramat rancu, tergelepak tak juga tegak. Lama kondisi ini aku derita, hitungan hari, bulan,bahkan tahun, tak kunjung terang gelap ini. Aku butuh lentera untuk kebangkitanku, butuh cahaya yang mampu menegakkanu. Meski cahaya itu muncul dai celah-celah bambu tak apa, setidaknya ada cahaya.

Minggu, 21 April 2013

Kopi Dan Susu


Aku takut goncangan kuat nanti akan menggoyangkan komitmen yang telah ku susun rapih dalam otakku, takut kalau-kalau nanti aku hilang kendali, hancur tak berarti.
Memang ini hanya lamunan konyol yang mungkin untuk sebagian dari mereka tak penting, yaa bagi mereka ini hanya dentingan sebuah ilusi yang nanti akan tertanam waktu.Tapi bagiku tidak, ini sebuah perjuangan yang telah lama aku nanti susah payanh aku meniti, dalam sepi, sunyi, sendiri, aku meniti ini hanya untuk mendapat ridho dari sang ilahi, mungkin sampai nanti jikalau aku mati, ilmuku nanti akan bermanfaat bagi mereka yang berkomitmen tinggi.

Ahh... ini hanya nostalgiaku di ujung gelas berisi susu, yaa sama seperti melipat baju di bawah bantal.Sungguh saat-saat seperti inilah aku jatuh dan jatuh sejatuh-jatuhnya jatuh (entah itu apa namanya) ^_^

Biarlah entah mungkin mereka akan merubahku seperti apa, seperti power rangerkah, atau pahlawan bertopeng,Yang jelas ini masalah goncangan yang di senja hari muncul, bukan karena aku tak sepaham dengan mereka, bukan juga karena aku haus perhatian mereka, sekali lagi TIDAK !!!

Ini masalah prinsip loh, prinsip ini yang akan aku pegang erat-erat.Bukan celotehan manusia, bukan suruhan guru, dan bukan juga atas patwa sang ustadz, ini masalah aku dengan Tuhan.Wajarkah aku bilang "kalian tahu apa ?".

Segelas susu masih setia berdampingan dengan secangkir kopi, mulut pun masih terasa ngilu mau pilih mana, otak pun menggeleng ketika di hadapkan pada dua pilihan itu.Tangan pun bingung harus mengambil yang mana terlebih dahulu, pikiran rancu mulai menggelayuti bayang-bayang nan semu.

Ahh..perumpamaan ini persis kondisiku saat ini.

Rabu, 10 April 2013

TENTANG KITA (Part 1)



Assalamu’alaikum Wr.Wb
            Sebelum ane bercerita tentang sebuah perjuang hidup sang empat dara, terlebih dulu ane ucapin terimakasih kepada mereka yang telah mendukung dalam pembuatan catatan ini, terimakasih kepada Bu Siti seorang pedagang yang selalu setia mensuplai tenaga ane, sehingga catatan ini bisa di publikasikan. Urutan kedua setelah Bu Siti adalah Bu Gendong yang setia dengan nasi rames dan bala-balanya (bahasa sunda). Selain ibu-ibu yang tangguh itu ane ucapin terimakasih juga kepada mereka yang rutin berseliweran dengan motornya di jalanan Cempaka Sari sana, berkat kalian kami selalu solid, kenapa ??? Karena dengan mereka melewati jalan ini  kebersamaan kami semakin lengket, seperti kue lapis. Mungkin masih banyak lagi orang-orang yang terlibat dengan ini, pokoke matur nuhun sanget untuk semuanya ……..
          

Minggu, 07 April 2013

Senjaku


Ini masalah tekanan yang sampai senja datang, meski mataku terpejam senja tetap terpandang, entah mengapa waktunya itu selalu aku gadang. Mereka yang berada di ujung Barat jauh sana mungkin sedang menantiku, yaa menanti kedatanganku, lama tak jumpa membuat senja ini semakin tabu dan membuat aku lesu tak ada lagi semangat yang menggebu. Dulu saat mentari tertelan waktu engkau selalu disampingku ibu, tapi kini masa indah itu terlukiskan oleh senja yang entah akan terulang lagi kapan kan bergulat dengan waktu.

Jarak ini yang membedakan datangnya senja, diujung timur ini kusambut senjaku dengan waktu yang mungkin mereka anggap terlalu dini untuk menyambutnya. Barat jauh sana mungkin mereka sedang sibuk dengan keringatnya, cucurannya itu yang akan meyambut pada senja hari. Ketika senja datang mereka selalu bertanya.
"bagaimana pendapatan kita di siang hari ini ?"

"dapat berapa laba yang mereka kumpulkan ?"

"akan makan apa nanti sepeninggal senja ini ?"

bayangan ini yang selalu terngiang dalam ingatan, tekanan ini yang membuat aku yakin akan senja yang akan terulang kembali, kembali pada indahnya senja sore hari.

Tuhan jadikan senja-senja ini senja yang indah, agar nanti aku kisahkan pada mereka di ujung Barat jauh sana.

Semakin menggebu tatkala senja terhiasi lembayung yang terender, dan bayangnya menyelinap pada lamunan-lamunan senja, sehingga menguatkan posisi untuk tak tergeser. Ketakutan akan senja yang tak terulang kadang masih menhantuiku, Rasa takut ini mulai menjalar pada siang sebelum senja beradu.

Aku titip senja untuk mereka yang berada di ujung Barat jauh sana.

Rabu, 03 April 2013

Butuh Penguat

Berharap ada penguat untuk diri yang tak tegak, meski hanya sebilah "bambu" tak apa.Kondisi ini membuat aku menjadi canggung, yaa malu pada mereka yang telah merevolusiku hingga aku telah memantapkan hati ketika itu, namun kini hati mulai renggang penguat itu luntur dan mengendur, kemana mereka? apa mereka pergi begitu saja ?disaat seperti ini aku berjumpa dengan tema baru, baru untuk aku yang telah bertekad untuk ikut dengan golongan pertamaku.

Sungguh berbeda tema yang kudapat hari ini, tak seperti kalian yang terus membakar semangatku untuk menegakkan khilafah.Bimbang alasan pertamaku, aku takut mengecewakan mereka, tapi aku juga takut menghianati perjanjian yang telah aku ucap.

Tuhan beri penguat untuk diri, agar tak mudah goyah dan berjalan pun tak akan salah.Berikan kekuatan pada hamba-Mu  untuk terus melenglang di jalan-Mu.

Gumam hati terus menggeliat, melihat mereka yang kurang siasat.Terpekik pada sebuah keadaan yang memaksaku untuk berdiam dan hanya menanti sebuah kepuasan.

Entahlah apa yang salah, apa perlu aku menyalahkan mereka ?sungguh sebuah pengambilan keputusan yang bodoh."Heyyy... mereka itu benar.."terus siapa yang salah ??systemlah yang salah dan kamu wajib merubah.
"dengan apa aku merubah ?"
"dengan bergabung pada mereka golongan pertama?"
"lantas aku harus meninggalkan tema kedua ?"


"luruskan jalan mereka dan ajak gabunglah pada golongan pertama!!"

Semakin runyam saja,
Heyyyy.......aku butuh pondasi untuk memperkokoh keyakinanku!!!!

Minggu, 31 Maret 2013

Revolusi

Ini adalah awal aku membuka lembaran baru, lembaran yang akan ku susun kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, atau bahkan nanti aku akan menghabiskan setumpuk buku untuk menjadi saksi revolusiku ini.

Revolusi terjadi tepatnya pada hari minggu, ya hari yang dianggap sebagian orang adalah hari yang ditungu.Aku menemukan ini ketika ada sosok motivasi yang membuat aku mengharu biru atas rangkaian kata dan itu membuat aku sadar akan kehidupan ini.Selama ini aku telah dibutakan oleh aturan-aturan konyol buatan kalian, tuli terhadap seruan Tuhan yang jelas-jelas tidak akan menyesatkan.Tapi kenapa kalain seolah tutup telinga terhadap itu ?bukankah kalian mengetahui akan hal itu ?apakah kalian lupa akan tiga pertanyaan besar yang selalu menimpa kalian sejak dalam rahim ?

Tuhan izinkan aku untuk merevolusi mereka agar mereka kembali ke jalan-Mu, bukankah ajakan berdakwah itu merupakan suatu kewajiban untuk setiap manusia ?maka permudahlah aku untuk mengemban amanah-Mu.Aku takut nanti mereka menjadi kupur terhadap-Mu.

Terimakasih aku sampaikan untuk mereka yang telah merubahku hingga aku sadar betul akan arti dari sebuah kehidupan, yaa kehidupan yang ada di bawah naungan khilfah rasydah.

Allahuakbar...!!!


Sabtu, 30 Maret 2013

Mungkin Besok



            Tak ada yang tau kapan datangnya ajal, mungkin besok atau bahkan saat ini, hanya Tuhan yang mempunyai jawabnya itu.Aku takut, ketika ajal menjemputku dalam keadaan tak beriman pada-Mu.Baju yang selama ini aku pakai sesaat akan berubah, hanya akan menjadi selembar kain berwarna putih.Rumah yang megah akan menyempit dan nantinya aku pun akan terhimpit,terjepit, dan terpekik.
            Sebuah simulasi kematian mungkin pernah anda rasakan,pinsan adalah simulasi kematian terdekat.Dalam keadaan seperti itu apa yang anda rasakan ?Aku takut ketika malaikat-Mu menjemputku, posisiku jauh dari orang yang aku kasihi (baca:orang tua).
Entah kematian itu kapan datangnya, hanya Tuhan yang tau. Belum cukup bekalku untuk kematian itu. Denting yang berbunyi mungkin itu yang akan dikenang ketika aku nanti pergi, orang akan mengingat kapan kita mati lewat denting itu. Jalan yang telah aku lalui mungkin ada sebagian yang tak Kau ridhoi, aku ingin mempebaiki itu, jadi aku mohon izinkan aku memperbaiki jalan itu agar aku dapat melenglang dengan keridhoan-Mu.

Takut Tersingkir

Aku takut, takut tersingkir dari peradaban ini, terpukul dan terhempas bayangan itu selalu menghantui, entah dari mana pikiran ini muncul, terngiang selalu bertanya pada hati, bagaimana jikalau nanti aku terhempas, tersingkir, terlempar jauh dari orang-orang yang mendiamkan aku ?

Diam, termenung, mengurung diri, dan atau aku harus mencari sebuah terobosan baru agar aku bisa mempertahan diri dari kejamnya peradaban ini.Ahh..sepertinya itu bagian tersulit dalam hidup.Tapi akankah dengan diamnya aku bisa teguh mempertahankan posisi pada peradaban ini.Tak begitu paham betul aku untuk urusan ini.

Gejolak hati masih menggebu seolah peradaban ingin memburu.Kaki akan tetap berpijak pada sebuah aqidah yang selalu aku yakini akan kebenarannya,tubuh pun akan aku tagapkan tatkala dia merunduk kelelahan menghadapi kerasnya peradaban ini.

Tuhan izinkan aku untuk mempertahankan dan menyebarkan semua apa yang telah Kau perintahkan, meski peradaban ini terus melaju, aku ingin hidupku ini di bingkai dengan apa yang telah kau kalamkan (baca:Al-Qur'an) agar hidupku mempunyai tujuan dan tak terhempas peradaban.

Jumat, 29 Maret 2013

Antara Arsitektur Vernakular, Tradisional, Nusantara dan Indonesia




ARSITEKTUR VERNAKULAR



Arsitektur vernakular adalah sumber daya setempat yang dibangun dengan teknologi sederhana untuk memenuhi kebutuhan khusus yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat setempat.

ARSITEKTUR TRADISIONAL, NUSANTARA
Arsitektur tradisional adalah karya dari pewarisan/penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang turun temurun dari generasi ke generasi.
Arsitektur nusantara berasal dari istilah nusantara yang mengambil sumber dari sumpah Palapa Mahapatih Gajah Mada dengan arti gugusan pulau-pulau kecil/sedang yang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Arsitektur Indonesia berhubungan dengan eksistensi politis sebuah negara.
 Arsitektur tradisional di Timor Timur sebelum tahun 1999 teridentifikasi sebagai obyek arsitektur Indonesia. Namun sekarang sudah bukan lagi karena sejak tahun 1999 Timor Timur ingin berdiri sendiri menjadi negara kecil Timor Leste dan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Arti tersendiri bagi istilah nusantara demi kepentingan kejelasan arsitektural adalah sebagai berikut :

Setiap detik bumi berkomunikasi dengan matahari dengan memaparkan bagian-bagian yang berbeda dari permukaannya. Komunikasi paling dekat terjadi pada wilayah di antara garis khatulistiwa, sedangkan yang terjauh adalah wilayah kutub. Wilayah kutub hanya sedikit jumlah makhluk hidupnya. Kondisi geografis wilayah di antara khatulistiwa berbagai macam, ada yang berupa laut, ada yang berupa pulau besar dan ada yang berupa pulau kecil/sedang. Gugusan pulau yang terdapat di antara garis kathulistiwa itulah yang saya sebut sebagai NUSANTARA.

Proses rancang arsitektur nusantara didasarkan  oleh pemikiran rasional dan spiritual. Masyarakat menghargai arsitek nusantara sebagai tokoh yang menempa diri untuk memperdalam ilmu rancang bangun dan memperkayanya dengan pengalaman spiritual. Arsitek nusantara adalah orang yang menghargai karya dan keahlian rekan sesama arsitek serta karya-karya terdahulu dari leluhurnya dengan melakukan evolusi.
Merancang dengan potensi arsitektur nusantara berarti mencari karakteristik arsitektur dari sebuah wilayah geografis pulau-pulau yang tidak terbatasi oleh luasnya wilayah satu negara. Bahkan kegiatan tersebut membawa visi bagi terciptanya kerja sama yang baik antara berbagai negara dalam bidang arsitektur. Menetapkan arsitektur nusantara sebagai sesuatu yang sulit dan berbeda dengan arsitektur masa kini akan membuatnya semakin ditinggalkan oleh generasi muda arsitek nusantara sendiri.  Beberapa arsitek indonesia banyak memperdebatkan masalah untuk mengangkat arsitektur lokal dengan berbagai topik seperti arsitektur vernakular, arsitektur tradisional, arsitektur nusantara, arsitektur Indonesia dan masih banyak topik lain.

Tujuan yang Berbelok

Lupakan tujuan awal, beloklah untuk tujuan yang murni karena aqidah yang kuat, "berubah" ya mungkin itu kata yang tepat bagiku saat ini, berubah ke tujuan yang lebih baik lagi, heyy.. kamu sadarlah ini bukan omongan sesama manusia tapi ini perintah Allah SWT dan kamu wajib untuk itu!!

Namun terkadang juga kondisi lingkungan tak bersahabat untuk setiap perubahanku ini, aku takut kalau-kalau nanti kalian akan menjudgeku seperti yang aku tak harapkan.Sungguh ketakutanku ini semakin memuncak tatkala mereka berkoar atas kebebasan yang mereka anut.Ingatlah sketchmu tak akan selamanya kosong, kamu pasti akan menggoresnya dengan entah itu pensil, drawing pen, atau bahkan spidol permanen sekalipun.Tujuan awalmu itu "kotor" bersihkanlah kekotoran itu dengan kamu berbelok dan menyamping atau bahkan putar arah agar kamu menemukan tujuan yang benar-benar sesuai dengan ajaranmu itu.

Bukan mereka yang akan menanggung dosamu nanti di hari akhir, tapi kamulah yang akan menerima konsekuensinya nanti.Jadikan celotehan merekan sebagai motivasi untuk kau menyusuri jalan yang kau cari, teruslah berjalan, jika kau sudah tak mampu merangkaklah, sungguh kakimu pasti akan setia menemanimu untuk mencari jalan yang benar.Ketika ada perempatan yang merancukan pikiranmu, tanyalah pada orang sekitar (baca:orang yang paham aqidah) mereka pasti tak akan menyesatkanmu.Dan jika kamu masih ragu kemanakah langkah kakimu harus melaju ketika di perempatan tanyalah pada kompas (baca:Al-Qur'an).

Sekarang akan aku lakukanlah tujuan yang telah aku revisi itu,meski tak mudah tapi ini tak akan salah.Tuhanku pasti akan di sampingku menyaksikanku untuk meniti jalan-Nya itu agar aku tak gelap arah.

Kamis, 28 Maret 2013

Tapak

Hanya bisa melihat ketika kamu berjalan lurus, berharap sedikit belok dalam langkahmu itu tapi itu tak mudah, mungkin "spion" alat yang kamu butuhkan untuk itu sudah rusak.Terus menontonmu itu aktivitas terbodohku, entahlah dalam posisi ini aku rapuh dan benar-benar rapuh.

Kamu pun terus meniti jalanan lurus itu, dan aku tertinggal jauh dibelakangmu.Terus memperhatikanmu sampai hilanglah bayanganmu itu.Ketika hilang  aku benar-benar gugup,dalam hati bertanya-tanya "kemana orang yang ku tonton tadi?".Seperti kehilangan channel teve saja diriku.

Terpaku dan membisu (puitis banget yaaa...hehe) ketika kamu hilang,sunyi tak ada arti, ku susuri tapakmu ini, hingga tapak ini hilang aku tak menemukan sesosok yang mempunyai tapak,

Mungkin kau sudah pergi jauh dan tak menyisakan tapak kembali, kau takut aku menemukan tapakmu itukah ?atau bahkan kau ingin menutupi tapakmu itu agar aku lupa ? Ahh...sudahlah itu jalannya ,mungkin dia senang berjalan lurus, tunggu saja kau di ujung sana !!!(ahhh ...ini apa sih )

Jumat, 22 Maret 2013

Sebuah Keyakinan

Saya bingung mengapa anda menjudge sebuah keyakinan saya ini keras, apa yang bisa anda buktikan dengan kata "keras" yang anda maksud ? Bukankah keras itu sendiri identik dengan luka, senjata tajam, atau bahkan perang sekalipun ? Sungguh kata-kata anda membuat saya penasaran.
Pernah saya berfikir apa ada yang salah dengan keyakinan saya, tapi hati dan otak pun tak bisa menyalahkan keyakinan saya itu , jadi tak ada yang salah bukan dengan keyakinan saya..
Ahh.... sudahlah ini hanya omongan orang semata ,tak perlu diambil pusing..

Jumat, 15 Maret 2013

Bukankah Sama ?


Aku tak mengerti dengan apa yang terjadi pada negeri yang damai ini, negeri yang digadang-gadang dengan penduduk muslim terbesar di dunia atau bahkan mungkin sampai di akherat juga.Tak paham betul aku.
          Negeriku ini sunggh beraneka ragam dimulai dari bahasa, tingkah laku, adat istiadat, dan masih banyak lagi yang lainnya (ini bukan lagu lho).Dengan keberanekaragaman ini sampai-sampai para koruptor negeri ini merasa terlindungi hak asasinya dengan mereka mengamankan semboyan “bhineka tunggal ika”.Lantas apa yang membedakan antara si miskin yang tetap mempertahankan bangku sekolahnya dengan si kaya yang menggoyang-goyangkan bangkunya itu.Bukankah kasus ini sama dengan kasus si tikus hitam itu ?Entahlah apa yang harus di perbuat.Disaat mereka terinjak-injak ada pada posisi manakah wahai kau elite politik ?apakah kau sedang berada pada posisi nyaman anda ?
          Kapan anda pernah melihat kami tersenyum lebar ?mengangkat ketiak pun kami tak pernah, sungguh kami takut pada kalian.Kami takut tangan-tangan bersih kami terciprat na*** kalian.Kaki kami pun terasa sempit untuk melenglang di negeri yang luas ini, ya terasa sempit karena peraturan-peraturan konyol kalian.Kami sadar kami hanya bagian terkecil dari kehidupan kalian, mungkin hanya setitik noda yang akan dengan gampang kalian cuci.
          Peraturan konyol kalian membuat kami risih, jika kami melanggar peraturan itu mungkin karena kami buta bahkan mungkin tuli atau mungkin karena gagap dengan peraturan itu.
Satu teriakan dari kami, bahwa kami ini sama.Sama-sama berada pada system yang salah,.           

PENAYANGAN LAMAN

MONGGO GABUNG

Mau Cari Apa ?

Artikel Terbaru