Jumat, 12 Juli 2013

masih dalam keraguan itu


Di sisi lain aku  mengerti tentang ini, namun tak mudah aku bisa terpaut kuat memahami, sering kali aku terpengaruh hegomoni duniawi. Yang ada semuanya jadi semu kembali.
Sering terbersit sebuah keinginan dalam diri untuk menancapkan keteguhan iman yang hakiki, anehnya tujuan itu sering terkikis oleh sebuah kemaluan hati yang sebenarnya harus bisa aku singkiri.
Hari ini kembali lagi, kembali berkecamuknya hati yang meronta untuk dimanjakan sang pemiliknya. Aku tau keinginan yang berasal dari hati ini fitrah adanya, dan ini tentunya mencerminkan keadaan sang empunya hati.
Kulirik sebuah kopi di pojakan meja sana, baunya tak lagi mengaroma, warnanya pun telah lekam, berbeda dengan air putih yang ku taruh kemarin, aromanya memang tak ada tapi tak beubah warna, putih ya putih dan tak akan berubah menjadi hitam atau pun merah.

Aku umpamakan hidup ini seperti kopi dan air putih itu, mereka berbeda.
Ahh……….apasih, tulisanku mulai ngalntur ngalor ngidul, ini cerminan diri yang sedang terpukul.
Waktu menunjukan pukul 02.00 kantuk pun tak kunjung jua. Kulirik mereka yang ada di balik tembok sana, ahh…sudah tak ada tanda-tanda kehidupan, mereka telah terbang ke nirwana sana.
Tercengang tatkala mendengar bunyi kentongan, apa itu ? aku kira waktu mulai pagi, ahh… sial ternyata waktu masih menunjukan pukul 02.30, dan ternyata suara itu berasal dari penjual ronde yang setia lewat depan kostan  menemani malam-malam ketika aku lembur.
Terkadang pikiranku terasuki arwah-arwah sesat, mereka menggodaku untuk menjauhi segala perintah-Mu Tuhan, tak jarang akupun larut dalam kenistaan itu, padahal aku paham betul apa yang sedang aku lakukan kala itu.
Rutinitasku dewasa kini sudah tersita catatan-catatan yang menggariskan masa depanku mau aku taruh dimana, entah di atas mejakah, kolong meja, atau bahkan aku simpan rapat-rapat dalam hati.aishhh….aku tak paham betul, yang jelas ini sudah tulisan sang illahi.
Rasa ingin untuk mengulang hidup mundur 15 tahun yang lalu, bermain sesuka hati, tanpa ada yang terpikiri. Berbeda dengan kini, yang sudah terikat tali. Aku pun tak bisa berkutik, aku tercekik, dan terhimpit.
Sayang waktuku tak akan kembali, tak seperti doraemon yang punya alat pemutar waktu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENAYANGAN LAMAN

3458

MONGGO GABUNG

Mau Cari Apa ?

Artikel Terbaru